langsung saja ok ini dia "struktur dasar akuntansi"
STRUKTUR DASAR
AKUNTANSI
STRUKTUR DASAR
AKUNTANSI
2.1
Tujuan Laporan Keuangan & Fungsi Laporan Keuangan
Tujuan Laporan keuangan:
1.
Memberi informasi
keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, serta modal suatu
perusahaan.
2.
Memberikan informasi
yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi
kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dan kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba.
3.
Memberi informasi
keuangan yang membantu para pemakai laporan untuk menaksir potensi perusahaan
dalam menghasilkan laba.
4.
Memberi informasi
penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan
seperti informasi mengenai aktiva pembiayaan dan investasi.
5.
Mengungkapkan sejauh
mungkin informasi lain berkenaan dengan laporan keuangan dan relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang
dianut perusahaan.
Fungsi Laporan Keuangan:
1.
Posisi
Keuangan; untuk mengetahui besar harta, utang
dan modal pada saat tertentu.
2.
Laba/Rugi;
untuk mengetahui besar keuntungan yang diperoleh atau rugi yang diderita pada
saat tertentu.
3.
Arus
Uang Masuk/Keluar; untuk mengetahui
jumlah uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan perusahaan pada saat
tertentu.
4.
Struktur
Modal (Equite); untuk mengetahui jumlah modal
sendri/saham dari modal pihak luar yang digunakan dalam aktivitas usaha.
2.2
Karakteristik Kualitatif dan Laporan Keuangan
1.
Relevansi;
relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila
informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, maka
informasi demikian tidak ada gunanya, betapapun kualitas lainnya terpenuhi.
2.
Dapat
Dimengerti; informasin harus dapat dimengerti oleh
pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah istilah yang
disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
3.
Dapat
Diandalkan; informasi akuntansi harus dapat
dipercaya tidak mengandung isi yang menyesatkan, bebas dari eroi dan bias dan
dapat disajikan secara jujur sehingga dapat diandalkan untuk pengambilan
keputusan.
4.
Daya
Banding; informasi dalam laporan keuangan akan
lebih berguna baik dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya dari perusahaan yang sama/ maupun dengan laporan keuangan
perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama.
5.
Konsisten;
pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan dianggap telah konsisten dalam
menggunakan standar akuntansi apabila tetap menerapkan perlakuan akuntansi yang
sama terhadap kejadian yang serupa.
2.3
Unsur-unsur Laporan Keuangan
1.
Akun
Harta (Aktiva); merupakan kekayaan yang dimiliki
oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya. Harta terbagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
a.
Harta Lancar; harta
berupa uang kas/bank dan harta yang mudah dijadikan uang/ umur pemakaian harta
itu kurang dari satu tahun. Terdiri dari:
1)
Kas;
uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat, baik yang ada
dalam perusahaan maupun berupa rekening giro perusahaan yang terdapat dalam
bank.
2)
Surat-surat berharga (efek); surat-surat
berharga yang dimiliki perusahaan dan dapat diperjual belikan.
3)
Wesel
tagih; piutang yang diperkuat dengan promes
(janji).
4)
Piutang;
tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.
5)
Persediaan;
barang dagang yang tersedia untuk dijual (dalam perusahaan dagang) atau
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi (dalam perusahaan
manufaktur), serta persediaan perlengkapan-perlengkapan (dalam perusahaan
jasa).
6)
Perlengkapan;
barang-barang yang digunakan untuk digunakan perusahaan perusahaan dan
diperkirakan habis terpakai dalam waktu setahu. Antara lain perlengkapan
kantor, dan perlengkapan took (perlengkapan biasa disebut dengan bahan-bahan
habis pakai).
7)
Beban
dibayar dimuka; biaya yang telah dibayar tetapi
manfaat dari pembayaran belum diperoleh/ digunakan, antara lain asuransi
dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, dan iklan dibayar dimuka.
b.
Investasi Jangka
Panjang; investasi terwujud dalam bentuk saham, obliges, atau surat berharga
lainnya.
c.
Harga Tetap; harga terwujud
yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan dan mempunyai umur ekonomis atau
masa manfaat lebih dari setahun. Terdiri dari:
1)
Tanah;
tempat gedung kantor dan gedung pabrik berdiri.
2)
Gedung;
tempat usaha dilaksanakan baik langsung maupun tidak langsung antara lain
gedung kantor dan gedung pabrik.
3)
Mesin;
semua mesin yang digunakan dalam kegiatan usaha.
4)
Kendaraan;semua
kendaraan yang digunakan dalam kegiatan usaha.
5)
Peralatan;semua
peralatan yang digunakan perusahaan dalam menjalankan usaha antara lain
peralatan kantor dan toko.
d.
Harta Tidak Berwujud;
harta yang tidak mempunyaiwujud fisik tetapi mempunyai nilai uang. Terdiri
dari:
1)
Hak
paten; hak istimewa atas suatu barang yang
diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan.
2)
Hak
cipta; hak karena menciptakan sesuatu yang
diberikan oleh pemerintah perusahaan, antara lain hak cipta lagu.
3)
Franchise;
hak istimewa yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lainnya
oleh karena barang tersebut mempunyai keistimewaan khusus.
4)
Goodwill;
nama baik perusahaan yang melekat pada perusahaan itu sendiri.
5)
Harta
lain-lain; harta yang tidak dapat
digolongkan kepada salah satu jenis harta diatas.
2.
Akun
Kewajiban (Passiva); yaitu hak/klaim dari
pada kreditor atas kekayaan perusahaan. Passiva terbagi menjadi:
a.
Utang Lancar; kewajiban
yang harus dilunasi kurang dari satu tahun. Terdiri dari:
1)
Wesel
bayar; utang disertai promer (janji).
2)
Utang
usaha atau utang dagang; kewajiban yang timbul
karena pembelian karena pembelian jasa atau persediaan barang secara kredit.
3)
Biaya
yang masih harus dibayar; beban yang sudah
terjadi tetapi belum dibayar.
4)
Pendapatan
diterima dimuka; kewajiban disebabkan perusahaan
menerima lebih dahulu uang sementara penyerahan jasa atau barang belum
dilaksanakan.
b.
Utang Jangka Panjang;
kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Terdiri dari:
1)
Utang
Bank; pinjaman modal kerja dari bank untuk
pelunasan usaha.
2)
Utang
hipotik; pinjam dari bank dengan jaminan harga
tetap.
3)
Utang
obligasi; utang yang disebabkan perusahaan
menerbitkan dan menjual surat-surat obligasi.
3.
Akun
Modal (Equitas); hak/ klaim dari pada pemilik atas
kekayaan perusahaan. Terdiri dari:
a.
Akun Pendapatan;
1)
Pendapatan
usaha; pendapatan yang dihubungkan langsung
dengan kegiatan usaha.
2)
Pendapatan
diluar usaha; pendapatan yang tidak berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha.
b.
Akun Beban;
1)
Beban
usaha; pengorbanan yang langsung berhubungan
dengan kegiatan usaha.
2)
Beban
lain-lain;
pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha antara
lain beban bunga.
2.4
Konsep Pengaturan dan Pengukuran
A.
Asumsi Dasar:
1.
Asas
kesatuan usaha; informasi keuangan hanya
menginformasikan masalah keuangan perusahaan itu sendiri.
2.
Asas
kesinambungan usaha; perusahaan dalam
melakukan kegiatan selalu berusaha mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
3.
Asas
pengukuran nilai uang; semua transaksi
usaha, aktiva, kewajiban, dan modal yang terdapat dalam dalam perusahaan harus
dapat diukur dengan satuan uang tertentu.
4.
Asas
periode akuntansi; cara paling akuntansi
mengukur keberhasilan suatu operasi perusahaan andalan dengan melikulasi
perusahaan tersebut.
B.
Prinsip Dasar:
1.
Harga
perolehan; transaksi pembelian yang dilakukan
perusahaan dicatat sebesar harga perolehan tersebut.
2.
Pengakuan
pendapatan; prinsip pendapatan menyatakan kapan
suatu pendapatan (reverence) diakui atau dicatat dalam jurnal dan jumlah dari
pendapatan yang dicatat.
3.
Perbandingan
beban dan pendapatan; prinsip akuntansi
yang mengharuskan kecocokan atau keselarasan (matering) atas
pendapatan-pendapatan dan beban tersebut, konsep atau prinsip pengakuan beban
terhadap pendapatan (matering concept atau matering panciple).
4.
Pengungkapan
penuh; seluruh informasi pada saat pembuatan
informasi keuangan harus diungkapkan secara cukup memadai bagi pemakaiannya
dalam pengambilan keputusan.
C.
Keterbatasan:
1.
Hubungan
biaya manfaat; biaya yang menyediakan informasi
harus didasarkan pada manfaat yang didapat dari penggunaan informasi tersebut.
2.
Materialitas;
yang berhubungan dengan pengaruh suatu unit pada keseluruhan kegiatan
akuntansi.
3.
Praktik
industry; dalam menggunakan praktik akuntansi
sebaiknya sebuah perusahaan berdasarkan konsep dan praktik dasar akuntansi
serta praktik yang berlaku umum di industri.
4.
Konservatisme;
jika perusahaan memiliki kemungkinan mendapatkan keuntungan/ kemungkinan nilai
harta yang meningkat, maka perusahaan tidak boleh mencatat keuntungan atau
peningkatan nilai harta tersebut dalam pencatatan akuntansinya.
2.5
Penggolongan Akuntansi
Akun adala formulir tempat pencatat
transaksi keuangan yang sejenis dan dapat menggubah komposisi harta, kewajiban,
dan modal perusahaan. Akun digolongkan menjadi dua kelompok:
1.
Akun Rill; akun rill
atau biasa disebut akun tetaop adalah akun-akun yang dicatat/terdapat dalam
neraca.
2.
Akun Nominal; biasa
disebut akun sementara adalah akun-akun yang terdapat dalam laporan laba rugi
dan ditutup setiap akhir periode termasuk akun binominal adalah akun pendapatan
dan akun beban di catat dalam laporan perubahan modal.
2.6
Kode Akun
Dalam surat menyurat sering dicantumkan
nomor kode pengiriman ataupun nomor kode alamat. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan bapak pengantar pos menyampaikan surat kepada sipenerima surat. Ini
juga berlaku dalam akuntansi. Nomor kode tertentu diterakan untuk memudahkan
pencatatan pengelompokan pencarian dan penyimpanan setiap akun. Kode akun
adalah pemberian tanda/ nomor tertentu dengan memakai anggka dan huruf pada
setiap akun.
Sifat kode akun; kode akun harus
membantu memudahkan pencatatan, pengelompokan, dan penyimpanan setiap aku. Kode
akun mempunyai sifat-sifat yaitu:
1.
Mudah diingat
2.
Sederhana dan singkat
3.
Konsisten
4.
Memungkinkan adanya
penambahan akun baru tanmpa menguabh kode akun yang sudah ada.
Jenis-jenis kode akun;
penambahan kode akun dalam sistem akuntansi perusahaan tergantung pada
keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi semakin beraneka
ragam transaksi merasa semakin banyak pula kode akun yang digunakan. Kode akun
meliputi:
1.
Kode
moninal; cara pengkodean akun berdasrkan nomor
berurutan yang dapat dimulai dari angka 1,2,3. . . dan seterusnya.
2.
Kode
desimal;
cara penerimaan kode akun dengan penggunaan lebih dar satu angga mempunyai
makna/ karakter terdiri kode decimal dapat di bebankan atas:
a.
Kode akun kelompok;
cara pemberian kode akun dengan mengelompokan akun. Setiap kelompok akun diberi
kode nmor secara sendiri-sendiri. Cara pemberian kode kelompok terlihat pada
bagan berikut:
1 2 3
Kelompok
akun
Golongan
akun
Jenis
akun
Cara ini memecah kelompok
akun menjadi golongan akun, kemudian golongan akun dipecah menjadi jenis akun.
Misalnya kode 123 adalah akun kas maka penguraian kode akunya yaitu kode 1
adalah kelompok akunnya yaitu harta (aktiva) kemudian kode 2 adalah golongan
akunnya yaitu harta lancar, dan kode 3 yaitu jenis akunnya yaitu harta.
b.
Kode blok; cara
pengkodean akun dengan cara memberikan suatu blok kode pada setiap kelompok
akun sebagai contoh akun harta diberi nomor 100 sampai 199, akun utang diberi
nomor 200 sampai 299, akun modal diberi nomor 300 sampai 399, akun pendapatan
diberi nomor 400 sampai 499, akun beban diberi nomor 500 sampai 599 dan
seterusnya.
c.
Kode stelsel atau
desimal; cara pengkodean akun dengan cara membagi akun menjadi kelompok
(kelompok disebut Rubrik) setiap
rubrik diberi nomor kode mulai dari 0 sampai 9. Misalnya kode 0 adalah harta,
kode harta lancar adalah 00 maka jika ada akun harta berupa kas maka kode
stelsenya/desimalnya adalah 000, jika akun harta berupa perlengkapan maka
kodenya 001, dan seterusnya.
3.
Kode Mematik;
cara pengkodean akun dengan penggunaanhuruf tertentu. Contoh akun harta diberi
kode huruf “H” , aku utang diberi
kode huruf “U” , dan aku modal
diberi kode huruf “M”. Misalnya jika
harta diberi kode huruf “H”, lalu harta lancar diberi kode huruf “L” , dan kas
diberi kode huruf “K” maka kode mematik/huruf akun kas adalah “H.L.K”.
4.
Kode Akun Kombinasi Huruf dan Angka; cara pengkodean dengan kombinasi antara huruf dan angka.
Akun harta diberi kode huruf “H”, harta
lancar “L” dan akun kas diberi kode
angka 101, maka penulisan kode akun
kas adalah “H.L.101”.
2.7
Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
Ilmu akuntansi juga memerlukan standar
yang berlaku umum dan dapat diperhatikan secara universal. Prinsip akuntansi
yang berlaku umum adalah prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang digunakan oleh
para akuntan dalam menyusun laporan keuangan banp ini menggukur segala prinsip
dan praktik akuntansi yang dasar dan dapat menimbulkan perdebatan sehingga
dapat diterima secara umum dan berguna bagi pemakainya.
2.8
Basis Akuntansi
1.
Basis
Aktual; jika mengunakan basis aktual transaksi
bisnis diakui dan dicatat pada saat terjadinya. Contoh; untuk mencatat
pendapatan jasa diterima dimuka kita bias mencatat adanya pendapatan saat jasa
telah selesai kita laksanakan, bukan pada saat kas diterima.
2.
Basis
Kas; pada basis kas transaksi dicatat pada
saat kas diterima atau dibayar. Contohnya; untuk mencatat pembayaran gaji karyawan
bulan November yang dibayarkan pada akhir oktober, kita sudah mencatat beban
gaji tersebut pada akhir oktober pada saat kas dikeluarkan.
2.9 Konsep Dasar Akuntansi
1.
Konsep Harga Perolehan; seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu barang sampai
barang tersebut bisa digunakan.
Contoh: Tuan Hilman membeli sebuah rumah seharga Rp 35.000.000,-
biaya pembuatan kolam renang Rp 4.500.000,- biaya pembuatan taman dan pagar Rp
7.200.000,- dan biaya pembelian perabotan Rp 15.250.000,-. Hitunglah harga
perolehan rumah tuan Hilman!
Jawab:
Harga rumah Rp
35.000.000,-
Pembutan kolam renang Rp 4.500.000,-
Pembuatan taman & pagar Rp 7.200.000,-
Pembelian
perabotan Rp
15.250.000,-
Harga perolehan Rp
61.950.000,-
Jadi, harga
perolehan tuan Hilman adalah sebesar Rp 61.950.000,-
2.
Konsep Kesatuan Usaha; dalam konsep ini dinyatakan bahwa setiap perusahaan dianggap sebagai
suatu lembaga yang berdiri sendiri, maka keuangan perusahaan harus dipisahkan
dari keuangan pemilik.
3.
Konsep Kesimambungan Usaha; perusahaan dianggap akan beroperasi untuk jangka waktu
yang tidak dapat ditentukan.
4.
Konsep Pembanding antara Pendapatan dan Beban: apabila endapatan lebih besar dari beban atau beban
lebih kecil dari pendapatan maka perusahaan tersebut mendapatkan “Laba”, akan
tetapi apabila pendapatan lebih kecil dari beban atau beban lebih besar dari
pendapatan maka perusahaan tersebut sedang mengalami “Rugi”. Cara menentukan
laba rugi adalah dengan mengunakan rumus berikut:
L/R =
Pendapatan Rp xxx – Beban Rp xxx
2.10 Dasar Hukum Akuntansi dan Persamaan Akuntansi
Menurut
American Accounting Asociation (AAA),
Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi dalam sebuah perusahaan, sehingga dimungkinkan adanya
penilaian dan pengambilan keputusan bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut.
Dasar Hukum
Akuntansi
Setiap perusahaan mempunyai kewajiban
menyelenggarakan pembukuan bagi perusahaan yang diatur dalam;
1.
UU No. 16 tahun
2000 tentang: Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Yaitu “Setiap orang atau
badan yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia wajib menyelenggarakan
pembukuan”.
2.
Kitab UU Hukum
Dagang: menyatakan “ Setiap orang yang menjalankan perusahaan diwajibkan
membuat catatan tentang harta kekayaan sehingga setiap saat dapat diketahui hak
dan kewajiban pengusaha.
Persamaan
Akuntansi
Persamaan akuntansi merupakan dasar dari
pembukuan berpasangan. Dalam persamaan akuntansi Aktiva/Harta selalu sama
dengan Kewajiban Ditambah Modal atau
sisi disebelah Debit/Debet harus sama dengan sisi sebelah Kredit, untuk mengetahui perubahan pada
akun-akun tersebut maka dibuatlah persamaan akuntan sebagai berikut:
1. Aktiva = Equitas
2. Aktiva = Passiva + Equitas
3. Aktiva = Passiva + Equitas + Pendapatan + Beban
Pengaruh transaksi keuangan
terhadap persamaan akuntansi:
1. Perubahan aktiva
diikuti dengan perubahan aktiva lain dalam jumlah yang sama.
2. Perubahan aktiva
diikuti dengan perubahan kewajiban dalam jumlah yang sama.
3. Perubahan aktiva
diikuti dengan perubahan equitas dalam jumlah yang sama.
4. Perubahan aktiva
diikuti dengan perubahan utang dan equitas dalam jumlah yang sama.
Cara pencatatan transaksi
keuangan yang mempengaruhi komposisi harta:
1. Pembelian perlengkapan
kantor, peralatan, kendaraan, contoh pembelian perlengkapan secara tunai seharga Rp 100.000,- akan
mempengaruhi:
Perlengkapan (+)/bertambah di
aktiva/harta sebesar Rp 100.000,-
Kas
(-)/berkurang di aktiva/harta sebesar Rp 100.000,-
2. Transaksi yang
mempengaruhi komposisi harta dan kewajiban. Contoh dibeli perlengkapan secara
kredit sebesar Rp 100.000,- maka:
Perlengkapan (+)/bertambah di
aktiva/harta sebesar Rp 100.000,-
Utang Usaha
(+)/bertambah di aktiva/harta sebesar Rp 100.000,-
3. Transaksi yang
mempengaruhi komposisi harta dan modal. Contoh diterima pendapatan dari servis
motor sebesar Rp 100.000,- maka:
Kas (+)/bertambah di aktiva/harta
sebesar Rp 100.000,-
Pendapatan
(+)/bertambah di Equitas/modal sebesar Rp 100.000,-
Contoh
latihan:
Berikut adalah transaksi yang ada pada
prusahaan Perantara, periode januari 2012:
- Pada tanggal 1, perusahaan perantara menerima modal awal sebesar Rp 5.000.000,-
- Tanggal 2, perusahaan membayar sewa sebesar Rp 150.000,-
- Pada tanggal 3, perusahaan membeli peralatan seharga Rp 600.000,- secara kredit, dan baru dibayar Rp 420.000,-
- Perusahaan membayar biaya iklan sebesar Rp 45.000,- pada tanggal 4 januari 2011
- Pada tanggal 5, perusahaan membeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp 30.000,-
- Tanggal 6, tuan Hilman mengambil uang perusahaan untuk kepentingan pribadi sebesar Rp 60.000,-
- Perusahaan membayar tangihan listrik pada tanggal 7, sebesar Rp 18.000,-
- Pada tanggal 8, perusahaan membayarkan gaji karyawan sebesar Rp 210.000,-
- Pada tanggal 9, perusahaan menerima pendapatan komisi sebesar Rp 385.000,-
- Perusahaan membayar biaya perjalanan pada tanggal 10, sebesar Rp 36.000,-
- Pada tanggal 11, telah terjadi penyusutan peralatan sebesar Rp 10.000,-
- Pada tanggal 12, setelah dilakukan pengecekan ternyata perlengkapan yang telah terpakai sebesar Rp 8.000,-
Perhatikan transaksi-tranksi perusahaan
perntara di atas. Buatlah analisis akuntansi dan akun persamaan akuntansi dari
transaksi perusahaan perantara di atas!!!
Jawab:
a. Analisis Transaksi
- 01/01/2011 kas (+/A) Rp 5.000.000,- dan modal (+/E) Rp 5.000.000,- [modal awal]
- 02/01/2011 kas (-/A) Rp 150.000,- dan modal (-/E) Rp 150.000,- [beban sewa]
- 03/01/2011 peralatan (+/A) Rp 600.000,- kas (-/A) Rp 420.000,- dan utang usaha (+/P) Rp 180.000,- [pembelian secara kredit]
- 04/01/2011 kas (-/A) Rp 45.000,- dan modal (-/E) Rp 45.000,- [beban iklan]
- 05/01/2011 perlengkapan (+/A) Rp 30.000,- dan kas (-/A) Rp 30.000,- [pembelian secara tunai]
- 06/01/2011 kas (-/A) Rp 60.000,- dan modal (-/E) Rp 60.000,- [prive tuan Hilman]
- 07/01/2011 kas (-/A) Rp 18.000,- dan modal (-/E) Rp 18.000,- [beban listrik]
- 08/01/2011 kas (-/A) Rp 210.000,- dan modal (-/E) Rp 210.000,- [beban gaji]
- 09/01/2011 kas (+/A) Rp 385.000,- dan modal (+/E) Rp 385.000,- [pendapatan komisi]
- 10/01/2011 kas (-/A) Rp 36.000,- dan modal (-/E) Rp 36.000,- [beban perjalanan]
- 11/01/2011 akumulasi penyusutan (+/P) Rp 10.000,- dan modal (-/E) Rp 10.000,- [beban penyusutan]
- 12/01/2011 perlengkapan (-/A) Rp 8.000,- dan modal (-/E) Rp 8.000,- [beban perlengkapan]
b. Persamaan Akuntansi
“Perusahaan Perantara”
Persamaan Akuntansi
Periode, Bulan Januari 2012
Tgl
|
HARTA (A)
|
KEWAJIBAN (P)
|
MODAL (E)
|
keterangan
|
|||
Kas
|
Perltan
|
Perlgkpan
|
U. usaha
|
Akum pnysutan
|
modal
|
||
1/1/12
|
Rp 5.000,-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rp 5.000,-
|
Modal awal
|
2/1/12
|
(Rp 150,-)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
(Rp 150,-)
|
Beban sewa
|
Rp 4.850.-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rp 4.850,-
|
||
3/1/12
|
(Rp 420,-)
|
Rp
600,-
|
-
|
Rp 180,-
|
-
|
-
|
Pembl krdt
|
Rp 4.430,-
|
Rp
600,-
|
-
|
Rp 180,-
|
-
|
Rp 4.850,-
|
||
4/1/12
|
(Rp 45,-)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
(Rp 45,-)
|
Beban iklan
|
Rp 4.385,-
|
Rp
600,-
|
-
|
Rp 180,-
|
-
|
Rp 4.805,-
|
||
5/1/12
|
(Rp 30,-)
|
-
|
Rp 30,-
|
-
|
-
|
-
|
Pmbl tunai
|
Rp 4.335,-
|
Rp
600,-
|
Rp 30,-
|
Rp 180,-
|
-
|
Rp 4.805,-
|
||
6/1/12
|
(Rp 60,-)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
(Rp 60,-)
|
Prive Hilman
|
Rp 4.295,-
|
Rp
600,-
|
Rp 30,-
|
Rp 180,-
|
-
|
Rp 4.745,-
|
||
7/1/12
|
(Rp 18,-)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
(Rp 18,-)
|
Beban listrik
|
Rp 4.277,-
|
Rp
600,-
|
Rp 30,-
|
Rp 180,-
|
-
|
Rp 4.727,-
|
||
8/1/12
|
(Rp 210,-)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
(Rp 210,-)
|
Beban gaji
|
Rp 4.067,-
|
Rp
600,-
|
Rp 30,-
|
Rp 180,-
|
-
|
Rp 4.517,-
|
||
9/1/12
|
Rp 385,-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rp 385,-
|
Pndpt komisi
|
Rp 4.452,-
|
Rp
600,-
|
Rp 30,-
|
Rp 180,-
|
-
|
Rp 4.902,-
|
||
10/1/11
|
(Rp 36,-)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
(Rp 36,-)
|
Beban prjln
|
Rp 4.416,-
|
Rp
600,-
|
Rp 30,-
|
Rp 180,-
|
-
|
Rp 4.866,-
|
||
11/1/12
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rp 10,-
|
(Rp 10,-)
|
B. pnyusutn
|
Rp 4.416,-
|
Rp
600,-
|
Rp 30,-
|
Rp 180,-
|
Rp 10,-
|
Rp 4.856,-
|
||
12/1/11
|
-
|
-
|
(Rp 8,-)
|
-
|
-
|
(Rp 8,-)
|
B. prlgkpan
|
Rp 4.416,-
|
Rp
600,-
|
Rp 30,-
|
Rp 180,-
|
Rp 10,-
|
Rp 4.848,-
|
||
Rp 4.416,- + Rp 600,- + Rp 30,-
= Rp 5.038
|
Rp 180,- + Rp 10,- + Rp 4.848,-
= Rp 5.038,-
|
||||||
HARTA = KEWAJIBAN + MODAL
Rp 5.038,- = Rp 5.038,-
|
Semoga bermanfaat ya sob......
Selamat membaca..........
*Jangan lupa komen ya........
+ comments + 3 comments
Gan, itu kenapa ada yang dicoret angkanya yg di dlm kolom?
nice info sist
Terima kasih Infonya yg lengkap, apakah ada Software Akuntansi Termurah
Post a Comment